Tugas inderaja
IDENTIFIKASI DAN
KLASIFIKASI VISUAL
Nama :
franciska i. titaley
2014-64-020
Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan
Program
studi ilmu kelautan
Universitas
pattimura
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI VISUAL
1. TUJUAN
a.
Mengetahui objek citra pada
Landsat 7 ETM khususnya penutupan lahan dankegunaan lahan
b.
Mengidentifikasi Citra
Visual
c.
Mempelajari proses
respon objek pada berbagai Band spectral yang diamati : dengamatan band tunggal komposit
d.
Mempengaruhi teknik
komposit warna dalam mengidentifiksi objek
2. DASAR TEORI
A.
Objek Yang Berkaitan
Dengan Band Spektral
Data
satelit penginderaan jauh merupakan salah satu data untuk memperoleh informasi
fenomena alam di permukaan bumi yang diperoleh melalui suatu alat media
(sensor) yang dipasang pada sebuah pesawat atau satelit. Tujuan penelitian ini
untuk menguraikan tentang karakteristik teknis penginderaan jauh yang
dihasilkan oleh berbagai citra satelit bumi, yaitu satelit Landsat, Spot dan
Ikonos serta tentang potensi aplikasi datanya untuk berbagai bidang. Metode
yang digunakan adalah dengan mempelajari literatur yang diperoleh dari data
pustaka, media internet, hasil-hasil penelitian yang berkembang dewasa ini, dan
melakukan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sensor dapat
mendeteksi obyek permukaan bumi melalui pengukuran reflektansi ataupun emisi
oleh medium gelombang elektromagnetik. (2) Berbagai jenis data satelit
penginderaan jauh yang diterima sensor memiliki karakteristik berlainan,
sehingga potensi pemanfaatannya pun berbeda-beda. (3) Karakteristik yang
dihasilkan oleh citra satelit bumi di antaranya adalah resolusi spasial,
resolusi temporal dan resolusi spectral.
B.
Teori Warna (komposit
warna)
Komposit
citra adalah citra baru hasil dari penggabungan 3 saluran yang mampu
menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya (Sigit,2011). Digunakan
komposit citra ini dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam
membedakan gradasi warna dan lebih mudah memahami dengan pemberian warna.
Pada
citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya menampilkan
satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona. Dan mata
manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran, objek yg
lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra
komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidentifikasi suatu objek pada
citra.
Dasar
dari pembuatan komposit citra adalah berdasarkan :
·
Tujuan penelitian yaitu
keunggulan di setiap saluran. Contoh, apabila dalam penelitian, kita lebih
fokus pada objek air, maka saluran yang kita gunakan adalah band 1, band 2 dan
band 3. Selain dari band tersebut air memiliki nilai 0 dalam pemantulannya.
Jadi komposit citra yang bisa dibuat adalah citra komposit 123, sehingga air
akan berwarna merah.
·
OIF (Optimum Index
Factor) yaitu kemampuan citra untuk menampilkan suatu objek. OIF semakin tinggi
maka semakin banyak objek berbeda yang dapat ditampilkan pada citra komposit
tersebut. OIF ini digunakan apabila kita ingin menonjolkan pengguanaan lahan
dari suatu daerah jika diidentifikasi dari citra.
Komposit
citra dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
·
Komposit warna asli
yaitu gabungan dari warna merah-hijau-biru. Citra yang dapat menghasilkan
komposit warna asli yaitu Landsat, ALOS dll
·
Komposit warna tidak
asli, terbagi 2 :
Standar yaitu gabungan dari infrared dekat-merah-hijau.
Dianggap standar karena pada awalnya penginderaan jauh lebih banyak digunakan
dalam bidang kehutanan jadi komposit warna ini dianggap standar karena citra
kompositnya lebih menonjolakan objek vegetasi tidak standar yaitu dapat
dilakukan penggabungan dengan bebas Dalam konsepnya, citra komposit dibuat oleh
3 saluran, dimana nilai piksel pada saluran-saluran tersebut akan direduksi
terlebih dahulu yang pada awalnya nilai piksel berkisar antara 0 – 255 menjadi
nilai piksel yang berkisar antara 0 – 5 yang selanjutnya baru bisa dilakukan
komposit. Nilai piksel pada citra komposit berkisar antara nilai 0 (hitam) –
215 ( putih).
Untuk penyajian citra komposit, nilai piksel
citra komposit yang didapatkan dapat mengikuti colour pallet atau Look-up
table.
3. LANGKAH KERJA
a.
Cara Akusisi citra
Cara
akusisi data yaiu data di download melalui situs GLCF, masukkan path dan row
untuk mendapatkan titik lokasi, lalu masukkan tanggal/bulan/tahun mulai dari 25-01-2000
– 05-09-2000, kemudian pilih citra yang bersih untuk di download, setelah
di download kemudian data tersebut diekstrat.
b.
Citra yang diakusisi
masukkan ke ilwis
Setelah
data yang sudah di ekstrat, data
tersebut di masukkan ke aplikasi Ilwis
untuk diolah, cara mengolah pada ilwis
yaitu pilih Operation tree lalu klik
pada Import dan Export pilih import map, setelah data di import,
import formatnya pilih Use GDAL,
lalu isi kolom output file name,
klik convert, show, selanjutnya klik ok, lakukan seterusnya pada band yang ke 2 –
7.
Ø Pilih
operation tree
Ø Pilih
import/export, kemudian klik pada import map
Ø Pilih
formatnya Use GDAL, klik convert, show lalu klik ok
c.
Cara Croping areal
kerja
Untuk
mengkroping area kerja, pilih Finder,
klik di Sub Map of Raster Map, lalu
klik Coordinate, isi kolom Raster Map pilih data yang sudah di
akusisi, kemudian masukkan titik koordinat, isi output raster map, dan klik show, lakukan cara ini untuk mengkroping
band yang seterusnya.
Ø Pilih
Finder
Ø Klik
pada data yang mau di cropping, lalu klik zoom dan Tarik untuk mendapatkan
titik koordinat.
-
Ø Pilih
sub map of raster map, klik coordinat, pilih band yg akan di cropping masukan
first coordinat dan opositoppositeinate, output name dan show
Ø data
hasil cropping
d.
Komposit warna asli
Ø Pilih
color Composite
Ø Masukkan band spektral yang sudah di cropping dari band spektral 3 – 1
Ø Hasi
dari color composite band spektral 3-1
e.
Buatlah composite warna
dengan berbagai band spectral minimal 5 (321, 432, 457, 542, 754)
Composite
warna band spectral landsat 7 ETM
·
Band spectral 321
·
Band spectral 432
·
Band spectral 457
·
Band spectral 542
·
Band spectral 754
f.
Kesimpulan
Dari
langkah kerja diatas dapat di simpulkan bahwa
untuk membuat band spectral dengan warna yang berbeda pada data citra,
harus terlebih dahulu membuat cara akusisi citra, cara cropping areal kerja,
dan mengkomposit band spectral.
HASIL
ETM
A.
Peta ETM
B.
Objek lahan berbagai
komposit
·
Objek lahan pada
komposit warna asli
Pada
gambar di atas adalah komposit warna asli. Pada gambar ini memiliki berbagai
macam rona yang sudah di jelaskan. Masing-masing rona terlihat jelas.
·
Composite warna merah
ETM
Pada
komposit merah objek yang terlihat masih jelas, dan rona laut dalam pada gambar
tersebut lebih terang dibandingkan komposit warna asli.
·
Composite warna jingga
ETM
Pada
komposit jingga terlihat bahwa rona laut dangkal sudah tidak jelas
·
Composite warna Biru
ETM
Pada
komposit biru terlihat bahwa rona laut dangkal, sudah tidak jelas terlihat.
Laut dalam masih terlihat jelas dan hutan campuran sudah pudar
·
Composite warna hijau
ETM
Pada
komposit hijau objek yang terlihat pada gambar masih jelas, dan rona laut dalam
pada gambar tersebut terang. Objek hutan, lahan terbuka terlihat lebih jelas.
KESIMPULAN
Dari
tiap bend spectral Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah bahwa hasil
penafsiran foto udara dan citra satelit merupakan salah satu kegiatan yang
cukup dibutuhkan dalam perencanaan, pengelolaan dan pemantauan sumberdaya
lahan. Di dalam penafsiran foto dan citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya
melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, menilai arti
pentingnya obyek yang tergambar pada citra dan menganalisa kenampakan suatu
obyek berdasarkan rona/warna, bentuk, ukuran, pola, tekstur, bayangan, situs
dan asosiasi dan konvergensi bukti. Dari setiap composite memiliki perbedaan,
hal ini disebabkan oleh pencahayaan, ada objek yang menyerap cahaya dan ada
objek yang memantulkan cahaya.